7 Alasan Hidup di Desa itu Istimewa

Jakarta setiap tahun dipusingkan dengan arus urbanisasi yang tak terbendung. Setiap tahun ratusan ribu orang merantau ke Jakarta. Kebijakan-demi kebijakan dikeluarkan untuk meredamnya tapi tetap tidak bisa. Kalau saya lihat arus urbanisasi ini dikarenakan sentralisasi TV! Coba TV-TV itu tidak hanya menyiarkan Jakarta sebagai latar senetron dan lain-lain pasti orang akan berpikir mencari alternatif lain selain Jakarta.

Lagian saya protes nih sama stasiun TV, kenapa desa selalu diidentikkan dengan keterbelakangan. Ketika di sinetron pun digambarkan orang desa itu seolah tidak tahu apa-apa. Apa nggak lihat kenyataannya siapa sih yang berhasil di Indonesia ini? dari mana sih pemimpin-pemimpin negara ini berasal? apa dari kota semua?! Tidak! mbok berhenti jangan menilai desa sebagai tempat yang terbelakang. Oke sudah marah-marahnya sekarang kita kasih tahu saja istimewanya tinggal di desa, simak gan!

Gotong Royong

Gotong Royong Credit : www.hendricuswidiantoro.com
Gotong Royong
Credit : www.hendricuswidiantoro.com

Mau bangun rumah? mau benahi rumah? mau perbaiki jalan? mau penerangan jalan? hehehe nggak masalah kalau di Desa. Tinggal undang orang selingkungan besoknya nebang kayu bareng dan dirikan rumah bersama-sama selesai, gratis! kemudian jalan rusak? tinggal cari urugan dengan dana patungan, kemudian tenaganya? ya Gotong Royong! Kemudian apa lagi penerangan jalan? gak perlu nyuri listrik dari tiyang PLN, tinggal urunan dan sambungkan ke rumah yang dekat dengan jalan. Apa mereka narik PJU? Tidak! Ini di Desa bro. Apa selain di Desa bisa? hehehe

Keamanan

Rumah tanpa pager di desa Credit : Facebook Lare Kapu Etan
Rumah tanpa pager di desa
Credit : Facebook Lare Kapu Etan

Kalian pernah dengar kemalingan di desa? pernah! tapi frekuensinya berapa kali setahun hehehe kemudian apakah kalian pernah tahu rumahnya orang desa? apa ada pagernya yang tergembok kuat dan gagah? Tidak! Kemudian pernah nggak bertamu kerumah orang desa, pintunya terbuka tapi orang nggak ada? Sering! kalau selain di desa, rumah ditinggal dengan pintu terbuka pas pulang pasti habis itu isi rumahnya. Pagernya orang desa itu berupa mangkok bukan tembok tinggi yang angkuh itu. Di desa mesin diesel untuk pompa air pun nggak pake kunci, aman-aman saja tuh berhari-hari di sawah. Sapi ada dikandang dibelakang rumah yang hanya diikat tanpa pager, dan aman!

Damai

Cangkruk'an sebagai sarana bersosialisasi
Cangkruk’an sebagai sarana bersosialisasi

Pernah denger ada keributan di Desa? pernah! tapi apakah akan timbul dendam sampai berlarut-larut sampai bentrok antar warga? Gak Pernah! di desa ruang diskusi sangat terbuka luas berbeda dengan selain di desa. Selain di desa manusia bagai mesin pergi pagi pulang malam, kapan bersosialisasinya?! Di Desa habis magrib hampir dipastikan semuanya ada dirumah dalam artian sudah tidak bekerja lagi. Di Musholla di pos kampling semuanya penuh warga yang bersosialisasi jadi ndak ada salah paham semua selesai dengan guyon. Lagian banyak acara warga di desa kaya selametan aja hampir tiap bulan ada.

Hawa Sejuk

Suasana Desa
Suasana Desa

Kalau ini pasti lah ya… Ya gimana di Desa pohonnya masih banyak jadi ya otomatis sejuk. Jangan heran ketika pagi kamu disambut dengan embun yang mendamaikan, matahari yang menghangatkan serta kicauan burung yang meriuhkan pagi seolah membuat paduan suara dengan suara glotak-glotak Ibu-ibu yang bergulat dengan pawonnya. Hawa sejuk berlangsung sepanjang hari. Mau jam berapapun nafas rasanya enak.

Demokrasi

Suasana Balai Desa Kapu saat pilkades tahun 2013
Suasana Balai Desa Kapu saat pilkades tahun 2013

Pemerintah sekarang lagi pusing ya sama calon tunggal kepala daerah? Di Desa tidak ada itu calon tunggal jadi masalah. Jauh sebelum presiden dan kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat, orang desa sudah memilih pemimpinnya secara langsung dengan pilkades. Ini membuktikan bahwa soal demokrasi orang desa nggak perlu diajari :-D . Selanjutnya jauh sebelum pemerintah pusing dengan calon tunggal, orang desa sudah sering punya calon tunggal kepala desa. Gimana ngatasinya? ngatasinya pakai bumbung kosong. Jadi orang desa dibebaskan memilih antara memilih calon tunggal itu atau memilih tidak dipimpin oleh calon tunggal itu. Jika yang memilih “Tidak mau dipimpin oleh calon tunggal” lebih banyak maka “calon tunggal” itu nggak bakal bisa jadi kepala desa. Keren kan?! masih mau merendahkan pendidikan orang desa?

Tempat Maen Luas

Halaman rumah di desa luas - luas
Halaman rumah di desa luas – luas

Kalau ini sih jelas. Di desa apalagi saat setelah panen adalah surganya tempat bermain. Mau main apa? layang-layang? sepak bola? voli? apa lagi? semua bisa dilakukan di desa. Kalau lagi nggak musim panen ya bisa pakai halaman-halaman rumah yang luas. Banyak rumah yang luas halamannya kalau hanya sekedar buat main.

Waktu jadi Slow

Saya juga heran ya… ketika saya di desa setiap melihat jam rasanya masih lama, banyak waktu. Kalau selain di desa rasanya hidup saya kaya dikejar-kejar. Kalau di desa waktu terasa slow, berasa punya waktu yang sangat banyak sehingga berasa bisa berbuat banyak selama hidup. Entahlah.

Nah itu adalah 7 alasan kenapa kamu harus coba hidup di desa :-)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 Komentar

  1. saya kalau liburan pergi ke desa dulu ayah saya tinggal sewaktu kecil dan rasanya sangat beda dengan di kota. Walau tidak ada fasilitas yang lengkap atau bahkan kalau tidur nyamuk selalu jadi teman setia, tapi entah kenapa pedesaan selalu menawarkan kehangatan yang berbeda