
Candi Ratu Boko, juga dikenal sebagai Keraton Ratu Boko adalah sebuah kompleks candi yang terletak di lereng bukit sebelah selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini memiliki sejarah yang kaya dan menjadi salah satu tujuan wisata populer di wilayah tersebut.
Kemarin, saya mengantarkan putri saya mengikuti suatu kompetisi di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Setelah beres dari UIN Suka saya melihat maps dan mendapati ternyata ke Candi Boko enggak jauh jaraknya.
Sebelum saya ke Candi Ratu Boko, saya mampir dulu ke Bakpia Pathok 25 Bandara Jaya. Saya beli beberapa kotak bakpia. Saya memang suka dengan bakpia pathok 25. Nanti saya tulis bagaimana pengalaman saya berbelanja Bakpia di Bakpia Pathok Bandara Jaya ini.
Oiya saya datang ke Yogyakarta sehari sebelumnya. Saya menginap di Homestay Omah Koelon Sambisari. Sudah kedua kalinya saya menginap di sini. Tempatnya enak banget. Nanti saya spill juga di tulisan berikutnya.
Table of Contents
Perjalanan ke Candi Ratu Boko
Candi ini terletak di atas perbukitan. Untuk mencapai tempat ini ada beberapa kali tanjakan. Enggak terlalu tinggi kok. Saya menggunakan mobil LCGC dan mudah saja melewati jalur ke candi ini.
Tempat ini unik, jika biasanya pengunjung candi mengambil waktu pagi-pagi untuk datang menikmati pemandangan candi, di Candi Ratu Boko justru semakin sore semakin ramai. Tidak mengherankan, memang pertunjukan utama dari candi ini adalah sunset yang sangat memesona jika dilihat dari candi ini.
Sepanjang perjalanan pun banyak pemandangan pemukiman-pemukiman agraris yang sangat menenteramkan. Jalan yang saya lalui seperti jalan kampung. Saya tidak tahu apakah cuma jalan ini saja yang bisa menuju ke Candi Ratu Boko, atau ada jalan yang lain.
Jalanannya lengang, tidak lama saya sampai di pintu gerbangnya. Saya diberi tiket untuk parkir. Tarif parkirnya untuk mobil seperti saya adalah Rp10.000. Kemudian saya memarkirkan kendaraan di tempat yang sudah disediakan. Parkirannya masih sepi, tapi di belakang saya sudah banyak yang antri.
Saya datang sekitar pukul 16.00 WIB, dan benar saja makin lama makin ramai pengunjung.
Membeli tiket masuk
Selanjutnya saya menuju ke loket tiket. Harga tiketnya adalah Rp40.000 / orang dewasa sedangkan untuk anak-anak di atas 3 hingga 10 tahun dikenakan tarif tiket sebesar Rp20.000 / anak. Untuk di bawah usia tiga tahun gratis.
Loketnya ada di dekat gerbang masuk tadi, kalau saran saya sebelum memarkirkan kendaraan ya beli tiket masuk dulu. Nanti dari tempat parkir akan lebih cepat menuju ke pintu masuknya. Tapi lihat-lihat dulu ya ramai atau tidak. Kalau ramai jangan sampai mobil kamu malah menganggu pengunjung yang lain.
Setelah selesai membeli tiket saya memarkirkan kendaraan. Dari tempat parkiran ada jalan pintas menuju ke pintu masuk Candinya. Di sini ada pintu otomatis, yang akan terbuka ketika kamu memindai tiket kamu. Kalau tidak bisa, ada petugas yang siap membantu.
Jalan-jalan di Kawasan Candi Ratu Boko
Saat memasuki pintu masuknya kamu akan dimanjakan dengan pemandangan dari atas bukit. Dari sini kamu bisa melihat Candi Prambanan yang megah sekali itu. Saya pernah berkunjung di Candi Prambanan beberapa waktu lalu. Tulisannya bisa kamu cek di blog ini.
Di samping kanan jalan, ada taman yang tertata dan terlihat terawat. Ada banyak gazebo untuk beristirahat. Maklum ini jalannya agak jauh sedikit menanjak.
Sampailah pada tulisan besar Candi Keraton Ratu Boko. Sempatkan sejenak untuk berfoto.
Candi Ratu Boko yang megah sudah terlihat. Saya sempatkan beberapa kali foto. Candi ini sebenarnya tinggal reruntuhannya saja. Beberapa berhasil di rekonstruksi. Tapi sisanya belum berhasil untuk dikembalikan bentuknya seperti semula.
Saya hanya membatin, kalau sekarang masih semegah itu, zaman dahulu pasti jauh lebih megah. Saya semakin naik, di belakang saya pengunjung makin banyak. Sepertinya juga sama dengan saya, mereka juga mengagumi candi yang dulunya digunakan untuk tempat tinggal seorang ratu ini.
Gerbangnya ada tiga tingkatan. Yang menjadi daya tarik utama adalah gerbang utamanya yang terletak di paling atas. Gerbang ini ramai sekali digunakan untuk berfoto. Saya sih sejak di gerbang pertama sudah foto-foto.
Di Gerbang utama ini terdapat 5 gapura. Tiga gapura utama dan dua gerbang pengapit atau pengiring. Bahan batuannya berasal dari batu andesit. Ini khas candi dari Jawa Tengah. Teknik pembangunannya seperti puzzle atau kuncian antar batu.
Jadi enggak benar kalau ada yang bilang batuan candi itu direkatkan dengan putih telur.
Lanjut kami sekeluarga mengeksplorasi kompleks candi ratu boko yang besar banget ini. Saya bertemu dengan candi paseban. Paseban di Candi Ratu Boko ini menurut tulisan yang ada di sekitarnya merupakan tempat ruang tunggu bagi tamu raja.
Hampir semua bangunan di sini tinggal fondasinya atau lantainya saja. Kemungkinan atas atau atapnya menggunakan bahan organik yang mudah rusak, seperti kayu atau lainnya. Paseban ini lantainya tinggi dan luas.
Lanjut lagi ke Keputren. Sesuai dengan namanya ini merupakan tempat merupakan tempat para putri di kerajaan untuk beraktivitas. Lalu saya lanjut lagi ke pendopo.
Menurut saya pendopo ini masih relatif utuh. Terdapat pelataran tinggi yang luas lalu dikelilingi pagar yang tinggi dan kokoh. Tinggi mungkin sekitar 3 Meter. Saya membayangkan betapa megahnya pendopo ini di masa lampau.
Seperti yang saya katakan sebelumnya di sini yang tertinggal hanya lantai dan pondasinya saja. Untuk struktur di atasnya sudah hancur. Meski begitu kita sudah bisa menggambarkan megah dan mewahnya tempat ini.
Sumur-sumur dan Goa
Kami melanjutkan eksplorasi kami. Kami keluar dari pendopo dan mendapati ada semacam kolam penampungan air. Kolam ini ada beberapa titik di dalam satu kawasan yang berpagar tinggi dan kokoh.
Tempatnya keren dan estetik banget. Lalu tadi di Keputren juga ada sumur yang dalam yang dilengkapi dengan tangga ke bawah. Mungkin seperti kolam sih ini bukan sumur.
Nah selanjutnya kami ke Goa. Jika kamu ke sini maka siapkan fisik kamu. Karena kawasan ini luas banget. Kamu harus punya fisik yang mantab untuk menjelajahi seluruh sudut-sudut candi ratu Boko.
Goa ini ada goa lanang dan goa wadon. Cirinya adalah di dalam goa terdapat lingga dan yoni yang merupakan gambaran alat kelamin laki-laki dan perempuan. Saya, di perjalanan dahulu pernah memasuki goanya. Namun pada kunjungan kali ini, saya urungkan niat untuk masuk.
Kami sudah kehabisan tenaga.
Kembali ke Gerbang Utama Candi Ratu Boko
Setelah puas, lebih tepatnya kecapekan keliling. Akhirnya kami kembali ke gerbang utama. Di gerbang utama masih ramai orang foto-foto. Namun sayang sore itu cuacanya mendung. Sehingga tidak mendapatkan pemandangan sunset yang ditunggu-tunggu banyak orang.
Saya lalu turun dari gerbang utama, lalu ke gerbang-gerbang selanjutnya sampai di yang paling bawah. Kami beristirahat sejenak di gazebo-gazebo di sepanjang jalan ke parkiran.
Selesai sudah saya mengeksplorasi keindahan candi ratu Boko.
Dapatkan informasi lainnya melalui Google News