Dayamaya menurut website resminya adalah sebuah program inisiatif untuk membantu pertumbuhan startup, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital dari daerah 3T atau luar daerah 3T untuk diterapkan pada lokasi 3T dengan bantuan fasilitas berupa pelatihan SDM, eksekusi survey pasar, infrastruktur teknologi, dan sosialisasi & pemasaran.
Oiya kamu tahu apa itu daerah 3T? menurut beberapa website yang saya baca, Daerah 3T adalah daerah tertinggal, terdepan dan terluar. Daerah 3T memang mulai booming beberapa tahun terakhir, ini tentu tidak terlepas dari visi pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggir.
Kembali lagi ke Dayamaya. Program ini dirintis oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi atau yang sering disebut Bakti. Program ini dimaksudkan untuk mempertemukan orang-orang di daerah 3T dengan para startup dan berikutnya bersinergi membangun daerah 3T.
Menurut Rilis media yang saya terima, ada tiga startup yang terlibat dan tercantum dalam rilis media tersebut. Sebenarnya ada 18 startup yang siap berkontribusi untuk program dayamaya ini, namun yang berkesempatan untuk saat ini baru tiga startup. Lalu dari tiga tersebut saya akan membahas tentang kontribusi salah satu startup yaitu Jahitin Academy.
Di program ini, Jahitin Academy berkontribusi untuk memberikan peningkatan skill penjahit lokal. Kita tahu tempat-tempat di Indonesia banyak yang memiliki kain khasnya masing-masing. Namun belum banyak variasi penggunaan dari kain-kain tradisional ini, terutama untuk kain sisanya.
Nah di sini Jahitin Academy masuk untuk memberikan pelatihan. Mereka memberi skill untuk memanfaatkan kain sisa yang tentu banyak ditemukan di industri kain tradisional yang ada di daerah 3T ini. Selama ini sisa kain tenun yang dihasilkan belum memiliki nilai tambah sehingga dibuang begitu saja.
Pelatihan yang dilakukan oleh Jahitin Academy ini berada di Sumba Barat dan di Sumba Barat Daya. Kain tenun sisa tadi diarahkan untuk dijadikan diantaranya cushion pillow dan masker yang saat ini sangat dibutuhkan di tengah pandemik yang melanda Indonesia.
Selain memberikan peningkatan skill masyarakat, Jahitin Academy juga membuka akses pasar, sehingga produk-produk dari masyarakat yang sebelumnya telah menerima pelatihan dapat diserap oleh pasar dan dikonversi menjadi kesejahteraan masyarakat.
Di tahap awal, masyarakat mendapatkan order 5.000 buah masker. Dari limbah yang sebelumnya terbuang, sekarang dapat dimanfaatkan untuk kemudian mempunyai nilai yang tinggi dan diharapkan mampu menopang perekonomian orang-orang yang ada di daerah 3T.
Asri Wijayanti mengatakan bahwa di masa pandemi ini mereka memberi pelatihan kepada para penjahit untuk membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku dan difasilitasi oleh Bakti.
Dengan luasnya wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar atau 3T di Indonesia, maka Pemerintah mengakui, mereka membutuhkan kerjasama dengan para startup seperti Jahitin Academy untuk bersinergi membangun Indonesia.
“Dengan merangkul stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang kami angkat, yaitu Berdaya Bersama,” begitu yang dijelaskan Ari Soegeng Wahyuniarti, selaku Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat.
Terakhir, saya akan mencoba memberikan opini saya terkait dengan informasi yang saya tulis di atas. Saat ini memang Indonesia sedang memetik hasil dari pendidikan 10 hingga 20 tahun yang lalu. Anak-anak muda yang kritis namun tetap peduli dengan bangsanya semakin banyak.
Contoh nyatanya adalah berdirinya startup khas Indonesia seperti Jahitin Academy ini, yang memang khas Indonesia dan mengangkat budaya Indonesia ke level yang lebih baik dan bisa diterima oleh banyak kalangan.
Namun sayangnya, mungkin 10 atau 20 tahun sebelumnya akses pendidikan belum semerata sekarang, jadi semoga para startup ini membantu pemerintah untuk investasi di bidang SDM dengan memperbanyak akses-akses pelatihan seperti ini. Saya yakin suatu saat Indonesia akan hebat.
Pulau asal suami ku itu termasuk terluar tp pas sekolah tempat mengajar mau mengajukan bantuan dana
dlm program 3T ditolak,katanya karena daerahnya tidak tertinggal.
Semoga jangkauan Dayana semakin luas, Jd aemakin banyak daerah 3T yang terbanru berkat kehadirannya
Semoga…