Kupat Sayur Sambal Jagung adalah sajian utama bagi masyarakat Tuban saat ritual Kupatan pada 15 hari sebelum puasa dan 7 hari setelah hari raya Idul Fitri.
Tanda-tanda bulan ramadhan di Tuban itu sudah terasa sejak bulan Rajab atau 2 bulan sebelum Ramadhan tiba. Pada bulan ini puji-pujian yang dilantunkan Masjid dan Musholla sudah khas. Nah puncak penyambutan Ramadhan adalah ritual Kupatan.
Menu Kupatan
Pada saat kupatan, maka seluruh warga desa berduyun-duyun ke Mushola atau Masjid terdekat sambil membawa makanan khas berupa Ketupat dari lontar dan lepat serta bumbu-bumbu sedap yang luar biasa enak.
Setelah warga berkumpul, maka pemuka agama setempat bisa kiai, Ustad atau Mbak Modin memimpin doa. Para warga mengamini doa tersebut dan dihadapannya terdapat kupat yang siap santap. Setelah selesai berdoa mereka dengan rasa kebersamaan, makan bersama kupat yang telah dibawa masing-masing tadi.
Kupat Sayur Sambal Jagung
Nah yang bikin khas ketupat yang dibawa saat kupatan ini adalah sambal jagungnya. Di tempat lain rasanya kok enggak lazim penggunaan sambal jagung untuk menu kupat sayur.
Penyajiannya, ketupat diiris kecil-kecil, lalu dimasukkan dalam piring, diberi bumbu-bumbuan yang enak tadi, biasanya berupa sambal goreng ati, atau kacang panjang bumbu, bihun bumbu dan lain-lain. Setelah itu diguyur dengan kuah kari ayam.
Terakhir diberi sambal jagung yang jadi bintangnya di menu ini diletakkan di paling atas.
Rasa Kupat Sayur Sambal Jagung
Jagung yang digunakan untuk sambal ini tidak sembarang jagung. Paling enak ya tetep pakai jagung yang di tanam di tanah Tuban. Jagung pilihan ini lalu disangrai, itu lho goreng tanpa pakai minyak. Lebih enak sangrainya di gerabah. Eh bener kan namanya gerabah?
Lalu jagung yang sudah disangrai diberi bumbu-bumbu rahasia yang enak banget. Setelah itu dideplok sampai halus. Mungkin kalau sekarang sudah ada yang menggunakan blender. Tapi percaya deh dideplok jauh lebih sedap.
Selanjutnya, Kupat Tuban itu kulitnya terbuat dari daun lontar. Daun lontar yang khas wanginya itu, kebayang kan sedep dan wanginya kupat yang dihasilkan.
Jangan lupa juga, ada kari. Soal kari-karian, Tuban juaranya. Rasanya pas, sedep, manteb.
Nah itu semua dijadikan satu, ditata dengan cantik nan menawaran. Duh langsung ngiler pengen nyobain kan? Haha. Rasanya pertama gurih. Ada tekstur jagung yang cruncy dan juga gurihnya jagung, ditambah lembutnya kari ayam dan terakhir aroma lontar dari ketupat.
Tempat beli
Rasanya kok belum ada yang jualan ya menu khas ini. Mungkin setelah tulisan ini viral bakal ada juga yang jualan menu yang enak jaya. Selama ini menu ini hanya bisa dinikmati setahun dua kali. Yaitu waktu kupatan 15 hari sebelum puasa dan kupatan 7 hari setelah hari raya Idul Fitri.
Oiya sambal jagung yang disebutkan di tulisan ini, di tempat lain di Tuban disebut juga sebagai emput. Emput ada banyak versi rasa sih tergantung selera, ada yang gurih seperti yang digunakan pada Kupat sayur ini, juga yang rasa manis yang kadang-kadang juga digunakan untuk makan ketan.
Untuk kamu yang di perantauan jika ingin menikmatinya, usul saya minta dikirimin saja dari rumah. Soalnya kamu enggak bakal nemuin kuliner enak ala Tuban kaya gini. Yo ndak?!
Nah sekian tulisan saya tentang kuliner Tuban ini. Semoga kuliner Tuban semakin dikenal dan pengusaha kulinernya makin sukses. Sukses dan secara tidak langsung melestarikan resep-resep khas Tuban.
memang mantap sekali kupat khas tuban.. apa lagi opore.. bikin geleng-geleng kepala cak
Betul. Joss pokok’e