Pujian Maulid, Bikin Terharu, Ini Liriknya

Pujian Maulid adalah pujian yang dilantunkan saat selesai adzan dan menunggu ikamat selama bulan Rabiul Awwal atau orang Tuban menyebutnya Bulan Maulud. Tradisi ini sampai sekarang masih terus dijalankan oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia.

Saat bulan Maulud adalah yang ditunggu-tunggu. Karena Bulan ini adalah penanda jika hari kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Di tempat saya, Bulan Maulud adalah bulan baik yang disambut gempita dengan pujian khusus.

Lirik atau Teks Pujian Bulan Maulid

Allahumma Sholi ala Muhammad, Ya Rabbi Sholi ‘Alaihi Was Salim.

Gusti Kanjeng Nabi, Lahire ono ing Mekkah. Dino Senen Rolas Maulud, Tahun Gajah. Engkang Ibu asmane Siti Aminah, engkang Romo asmane Sayyid Abdullah.

Ayo poro konco podo Sholat berjamaah, sholay jamaah ganjarane pitu likur derajat.

Arti Lirik Pujian Maulid

Ya Allah semoga rahmat senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad. Ya Allah, tetapkanlah limpahan rahmat dan salam kepadanya.

Gusti Kanjeng Nabi Muhammad lahir di Makkah, hari Senin Dua Belas Rabiul Awwal Tahun Gajah. Sang Ibu bernama Siti Aminah, Sang Ayah bernama Sayyid Abdullah.

Ayo kawan-kawan kita sholat berjamaah, sholat jamaah pahalanya dua puluh tujuh Derajat.

Waktu Pelantunan Maulid Nabi

Sudah disinggung di awal bahwa pelantunan pujian ini adalah setelah adzan menunggu iqamat selama bulan Rabiul Awwal. Waktu pelantunannya dimulai pada Sholat Magrib pertama saat memasuki Bulan Rabiul Awwal sebagai bulan kelahiran Nabi.

Berbeda dengan pujian Puasa yang menunggu sidang istbat, biasanya pujian Maulid tidak perlu menunggu sidang istbat yang diselenggarakan oleh Pemerintah.

Membuat Haru dan Rindu kepada Nabi Muhammad

Karena mengingatkan kita kepada keagungan sosok Nabi Muhammad, menjadikan pujian ini memantik rasa haru di dada disertai dengan rasa rindu yang teramat kepada sosok Kanjeng Nabi Muhammad.

Selain mengingatkan sosok Agung Sang Utusan Allah, pujian ini juga mengingatkan kepada Kampung Halaman. Hal ini khususnya yang dirasakan oleh perantau. Liriknya yang berbahasa jawa halus akan mengingatkan bagaimana tradisi bahasa yang luhur ini diperdengarkan untuk memuji sosok Nabi Muhammad SAW.

Mengingatkan pula pada perayaan Maulid Nabi di Tuban. Di Tuban sini Maulid Nabi dirayakan dengan upacara Udukan. Yaitu warga berkumpul sambil membawa hidangan nasi uduk lengkap dengan berbagai lauknya. Lalu membaca kisah hidup Nabi Muhammad, Sholawat Nabi dan diakhiri dengan ramah tamah menyantab makanan yang dibawa tadi. Duh syahdu sekali.

Kalau di tempat kamu Maulid Nabi dirayakan dengan bagaimana? Pasti seru dan hikmat tentu saja.

Budaya Pujian Sebelum Ikamat Sholat dan Setelah Adzan

Di Indonesia ada budaya yang membuat kangen, yaitu budaya pujian dari Masjid atau Mushola. Puji-pujian ini dilakukan saat setelah Adzan dan sebelum ikamat atau iqomah. Ada di beberapa tempat, yang sedikit berbeda, yaitu pujian dilakukan sebelum Adzan.

Pujian ini saya tidak tahu sejarah pastinya, namun yang saya tau bahwa pujian ini sarat makna. Pujian kadang-kadang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, kadang juga berisi Sholawat kepada Nabi Muhammad dan tidak jarang pula berisi tentang petuah-petuah hidup, inspirasi-inspirasi hidup.

Bahasa yang digunakan puji-pujian umumnya bahasa arab lalu dicampur dengan bahasa setempat. Bisa bahasa Jawa, Bahasa Bugis atau Bahasa Indonesia. Ini menjadikan pujian dapat dimengerti oleh pendengarnya.

Singkatnya pujian menjadi alternatif media syiar agama Allah dengan keindahan. Mari kita berdoa semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *