Sate Kelinci Batu adalah kuliner yang nikmat yang berada di kota Apel, Batu. Kuliner ini memiliki banyak penggemar yang ia selalu setia menikmatinya.
Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan surat tugas dari kantor untuk melaksanakan pekerjaan di kota Batu. Saya melaksanakan tugas tersebut selama dua hari. Artinya saya harus menginap satu malam.
Pada malam hari, saya teringat dengan satu kuliner khas di Batu yang sempat saya nikmati beberapa tahun yang lalu. Nama makanan tersebut adalah Sate Kelinci Batu.
Saya kalau ke Malang selalu kepikiran untuk ke Batu demi menikmati kuliner sate kelinci ini. Tapi baru kali ini punya kesempatan.
Tentang Sate Kelinci Batu
Kuliner khas ini memiliki ciri khas yaitu penyajian sate kelinci di atas hotplate. Lalu ada pilihan tempat makannya yaitu di meja makan dan kursi-kursinya atau lesehan.
Saat itu saya lesehan. Karena beberapa tahun yang lalu saya juga makan di tempat lesehannya. Tempat lesehannya nyaman. Dengan lampu yang bernuansa hangat, makin menambah nikmat makan sate kelinci ini.
Restoran sate kelinci ini luas dan memiliki suasana yang hangat. Di Batu ini, kan dingin, jadi jika ada tempat yang hangat itu sangat menarik.
Jangan khawatir juga, tempat ini memiliki tempat parkir yang memadai kamu enggak kan kesulitan mencari tempat parkir. Tempatnya juga strategis, tepat berada di pinggir jalan utama Batu-Malang.
Nama warungnya adalah Sate Kelinci Batu yang beralamat di Jl. Patimura No.126, Temas, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65315.
Harga Per Porsi
Untuk menikmati sate kelinci Batu ini, kamu harus merogoh saku sebesar Rp 50.000 per porsi. Harga tersebut belum termasuk nasi dan minum. Itu hanya sate saja.
Dengan membayar segitu, kamu sudah mendapatkan satu hotplate sate kelinci. Tenang tusukan sate kelincinya besar-besar kok. Jadi memang sesuai lah harga dan barangnya.
Satu hotplate kelinci ini terdiri dari sepuluh tusuk sate.
Review Rasa Kelinci Hotplate Batu
Saya waktu itu pesan satu porsi sate lalu saya pesan juga penyetan seperti terong penyet dan juga tahu tempe. Tidak berapa lama pesanan saya sudah tersaji lengkap di meja.
Hotplate yang masih mengeluarkan asap serta bunyi kemresek dan berisi sate kelinci juga sudah tersaji di depan saya. Lengkap dengan sambal kacang, irisan bawang merah yang cukup banyak serta sepotong kecil jeruh nipis.
Ada juga sambal dan kecap. Sambal dan kecap memang selalu setia menemani setiap makanan yang dibakar seperti sate ini.
Saya mengambil satu tusuk sate kelinci. Lalu saya cocolkan ke sambal kacang. Saya makan. Rasanya lembut dan ada sensasi kenyalnya. Mirip sate ayam namun teksturnya lebih kenyal serta tidak berbau amis. Enak banget.
Lalu saya coba mengombinasikan kecap, sambal dan potongan bawang merah serta jeruh nipis. Saya taruh di piring lalu saya cocolkan dan makan. Rasanya lebih mantab. Lebih terasa nikmat saja. Maklum saya memang penggemar sambal kecap semacam itu.
Lalu saya mulai makan dengan nasi serta menu lainnya seperti penyetan tadi. Secara keseluruhan rasanya memang nikmat. Beda dengan makanan lain sejenis. Ya harusnya memang beda soalnya Sate Kelinci Batu ini unik.
Hukum Makan Sate Kelinci
Tempat makan sate kelinci tidaklah sulit untuk dijumpai. Banyak tempat-tempat yang menyediakan menu yang berbahan dasar daging kelinci. Warung-warung ini biasanya berada di tempat yang dingin seperti Kota Batu ini atau di Tawangmangu Karang Anyar.
Meski begitu ada sebagian masyarakat yang meragukan kebolehan mengonsumsi daging kelinci.
Menurut Situs Resmi Nahdlatul Ulama mengonsumsi daging Kelinci adalah halal.
“Walhasil, mengonsumsi kelinci bukanlah hal yang perlu dipersoalkan sebab kelinci termasuk sebagian hewan yang halal untuk dikonsumsi, tinggal bagaimana daging kelinci disembelih secara syar’i agar hewan tersebut bukan malah menjadi bangkai yang haram untuk dikonsumsi. Wallahu a’lam.” Seperti dikutip dari Situs Resmi Nahdlatul Ulama.
Nah demikiam tentang Sate Kelinci Batu. Kalau kamu ke Batu wajib mencoba kuliner yang satu ini. Yuk ke Jawa Timur!