Serabeh adalah rekomendasi sarapan yang khas dan enak di Tuban. Kuliner Khas Tuban yang rasanya gurih sekaligus segar. Terbuat dari adonan tepung beras dan kelapa yang selanjutnya dimasak dalam wadah tanah yang dibakar dengan kayu bakar.
Pagi-pagi buta selepas Subuh saya berniat mencari sarapan serabeh di Tuban. Makanan ini memang menjadi kuliner khas untuk sarapan di Tuban selain Nasi Pecel atau Nasi Uduk atau juga Nasi Punar. Saya berangkat saat matahari belum terbit.
Di sini kamu harus pagi-pagi banget untuk berburu sarapan. Penjual sarapan biasanya mulai buka selepas Subuh, dan biasanya sebelum matahari terbit sudah tinggal sedikit atau bahkan habis. Saya waktu baru pindah ke sini juga agak jet lag dengan kebiasaan orang Tuban yang berburu sarapan di pagi buta seperti ini.
Tentang Serabeh di Tuban
Orang Tuban menyebut serabeh, bukan serabi ataupun surabi. Walaupun jika kamu sebut dua nama terakhir itu, mayoritas orang Tuban juga akan mengetahuinya.
Kuliner khas Tuban ini terbuat dari adonan tepung beras dan kelapa. Adonan itu dimasak menggunakan tungku kayu bakar. Sampai sekarang tidak ada penjual yang memasak dengan kompor gas. Mungkin jika menggunakan kompor gas akan mengubah cita rasa khasnya.
Penjual Serabeh baru akan memasaknya ketika pelanggan memesannya. Adonan dituang di atas wadah berbahan dasar tanah liat lalu penjualnya akan menunggu hingga matang.
Cara masaknya mirip dengan martabak manis atau orang Tuban menyebutnya terang bulan.
Kemiripan tersebut maksudnya saya adalah dari cara memasukkan adonan dan cara mengambilnya dari tempat masaknya.
Setelah matang, serabeh kamu akan “ditangkap” yaitu menggabungkan dua serabeh menjadi satu. Biasanya pembeli akan membeli makanan ini dengan satuan tangkap. Satu tangkap sama dengan dua serabeh. Tangkap bisa juga berarti pasang.
Harga Serabeh di Tuban
Harga kuliner khas Tuban ini masih sangat murah. Untuk satu tangkap kamu cukup menebusnya dengan harga Rp 3.000 saja.
Dengan demikian, berarti per buahnya kamu cukup membayar Rp 1.500 saja.
Kamu sudah bisa menikmati lezat dan gurihnya Makanan khas Tuban ini.
Cita Rasa dan Cara Penyajian
Setelah membahas sekilas tentang makanan ini, saya juga akan membahas tentang rasanya. Untuk informasi saja, saya sejak kecil sudah menikmati makanan ini. Saat saya pindah ke Jakarta saya sampai mencari ke gang-gang kecil.
Di Jakarta, makanan ini bernama Serabih atau Surabi. Maklum, Jakarta kan dekat dengan kebudayaan Sunda. Serabih atau Surabi umumnya memiliki cita rasa yang manis. Santannya pun mengandung gula dan otomatis memiliki cita rasa yang manis.
Berbeda dengan di Jakarta, di Tuban Serabeh memiliki rasa yang asin dan gurih serta menggunakan santan yang asin pula.
Serabeh memiliki tekstur yang lembut, memiliki aroma yang khas karena menggunakan kayu bakar untuk memasaknya serta tidak menggunakan tambahan minyak. Jadi ada bau makanan dibakar gitu. Enak banget.
Di Tuban, makanan ini menggunakan daun pisang yang memiliki bentuk menyerupai mangkok kecil yang bernama takir. Makanan yang baru matang dan masih panas diletakkan dalam takir lalu disiram dengan santan.
Paling nikmat kamu makan ketika dalam keadaan masih panas, apalagi saat cuaca pagi yang sedang dingin banget.
Tempat Membeli Serabeh di Tuban
Tempat membelinya tentu tersebar di seluruh pelosok Tuban, dari kota sampai desa. Biasanya menggunakan tempat yang sederhana dan di depannya tertata tungku yang berbahan bakar kayu untuk memasak kuliner khas Tuban ini.
Beberapa waktu lalu saya juga sempat membeli serabeh di Kelurahan Latsari Gang 1. Tempatnya satu gang dengan KB/ TK BAS.
Di sini tempat jualan serabehnya sederhana, di pinggir jalan gang. Yang mengantri pun tidak terlalu banyak. Tapi ya mengalir terus enggak pernah putus. Dan yang pasti, kamu harus pagi-pagi banget ke sini supaya enggak kehabisan.
Di sini kamu bisa mendapatkan serabeh khas Tuban yang rasanya kenyal sekaligus kenyal. Kulit luarnya enggak keras. Jadinya enak banget. Harganya juga murah. Recommended banget untuk kamu yang lagi mencari sarapan serabeh di Tuban.