
Serabi adalah makanan yang terbuat adonan tepung beras dan santan. Rasanya gurih dan jadi sarapan favorit di Tuban.
Pagi-pagi di Tuban, para bakul sudah selesai menaikkan belanjaannya di atas rombong yang nongkrong di jok belakang sepeda motor. Aktivitas ini sudah menjadi rutinitas para bakul rombong yang bahkan sudah mulai memasuki pasar pada pukul 03.00 WIB dini hari.
Ini demi mendapatkan barang dari tangan pertama. Sehingga mendapat margin yang lumayan ketika dijual kembali ke pelanggan.
Selain aktivitas para bakul tadi, ada juga aktivitas lainnya yaitu para Ibu yang berjuang memenuhi kebutuhan sarapan di rumah. Mereka ada yang memasak ada juga yang karena sesuatu hal harus mencari penjual sarapan.
Di Tuban ini ada banyak jenis sarapan, yang paling umum sih nasi pecel, nasi uduk, nasi punar dan serabih atau orang Tuban menyebutnya Serabeh tapi sering juga disebut Serabi. Saya sebagai orang Tuban tentu sangat akrab dengan menu sarapan itu.
Selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman saya sarapan serabi di Tuban.
Penjual kuliner khas Tuban banyak menyebar di seluruh sudut Kabupaten Tuban. Makanan yang terbuat dari adonan tepung beras dan santab kelapa ini menjadi sarapan favorit orang Tuban selain yang saya sebutkan di atas.
Penjual Serabi di Tuban melengkapi warungnya dengan tungku dari tanah biasanya banyak lubang. Berbeda dengan tungku yang ada di rumah yang hanya memiliki dua lubang.
Selain tungku yang dari tanah wadah masak atau wajannya pun juga terbuat dari tanah. Belum ada sih di Tuban penjual serabi menggunakan kompor gas dan wajan almunium.
Semuanya serba tanah dan bahan bakarnya tentu saja kayu bakar. Satu lagi yang khas adalah pembersih wajannya yang terbuat dari merang.
Setelah semuanya siap dan sambil menunggu biasanya penjual serabi pun memulai memasak dengan menuangkan adonan ke wajan-wajan tanah. Ukurannya kecil-kecil kurang lebih berdiameter 10 cm per buahnya.
Setelah dituang penjualnya akan menutupnya dengan penutup yang lagi-lagi terbuat dari tanah. Serabi itu seperti Terang Bulan, enggak perlu dibalik. Jadi tunggu sampai matang.
Kemudian setelah matang penjual serabinya akan mengambilnya dan meletakkan di meja sebelah penjual. Meja ini berlapis daun pisang. Penjualnua akan menumpuk dua-dua atau sepasang ada juga yang enggak sendiri-sendiri.
Pembeli pun mulai berdatangan. Penjualnya akan menarik sementara Kayu bakarnya, penjualnya melayani pembeli yang sudah banyak datang. Umumnya sih membawa wadah, lang atau baskom.
Jika tidak membawa biasanya penjual serabinua akan memberiman cintung dari daun pisang. Yang ngangenin sih yang pakai cintung itu. Rasanya mantab, ada aroma yang khas. Kemudian setelah itu diberikan santan yang gurih.
Jika pakai cintung, santannya langsung diguyurkan di atas serabehnya. Harganya murah meriah sih, saya lupa tapi murah banget pastinya.
Berbeda dengan serabi di kota lainnya contohnya di Bandung yang terasa manis, di Tuban Sarabi rasanya gurih. Ini sih tidak terlepas dari letak geografis Tuban di pinggir pantai yang umumnya memang menyukai masakan bercitra rasa gurih.
Serabi seperti yang ada di Tuban ini sebenarnya saya temui juga di Jakarta, meski harus membuat request khusus. Seperti yang saya bilang sebelumnya di tempat lain Serabi ini rasanya manis. Saya pesan yang gurih dan santannya pun gurih. Meski enggak bisa persis rasanya seperti di Tuban tapi lumayan untuk ngobati rasa kangen kamu yang sedang ada di luar Tuban.
Desa yang paginya dingin namun selalu dihangatkan dengan suasana dan makanannya. Penjual serabi dengan api tungkunya, Penjual pecel dengan nasinya panas tak ketinggalan penjual nasi uduk dan punar yang tidak kalah ngebul nasinya, menjadikan pagi yang sangat hangat di Tuban.
Yang masih di Tuban mari kita rawat Tuban tercinta ini beserta kehangatannya, yang sedang merantau seperti saya mari kenalkan Tuban kepada anak-anak kita. Kita ceritakan bahwa ada Kabupaten di pinggir laut utara yang sangat bersahaja.
Pertama aku lihat kok kaya Apem.. eh ternyata setelah tak baca, malah lebih mirip dengan Serabi… Jadi penasaran nyobain makanan khas tuban yang satu ini. Penasaran apa rasanya mirip dengan serabi.. hehe
Agak mirip tapi beda, lebih enak :P
Aku biasanya menikmati kuliner seperti ini pas puasa :-)
Lho puasa2 sahur pakai serabeh? :-)
Serabeh itu sama dgn serabi gak mas, dari fhoto Sechan sama,, ternyata mknan khas Tuban jg ada serabeh
Beda sih, serabi manis, serabeh gurih, serabi kue, serabeh ini bukan kue. :-D
serabeh itu mirip dengan serabi ga sih mas? atau mirip apem yang model serabi?
jadi orang2 tuban kalau sarapan pakai “kue” seperti ini ya?
Serabeh mirip serabi dengan rasa gurih dan ukurannya jauh lebih besar ketimbang serabi. Kalau di Tuban itu bukan termasuk kue sih :-)
Dua kali blog walking, 2 kali nemu membahas makanan dan akhirnya bikin gua ngiler aja hehe
Hehehe… Ayo makan :-)
Dimalang ada serabeh tapi gkk senikmat di tuban. Kebanyakan serabi disini kok gak di bakar ya.jadi aroma pembakaran tidak kerasa
Nyebutnya pun serabih ya?